Gagasan tentang pentingnya remaja memiliki satu hari khusus bermula dari Konferensi Dunia para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah remaja yang diselenggarakan di Lisabon pada tanggal 8-12 Agustus tahun 1998. Para menteri ini mengusulkan agar hari terakhir konferensi diperingati sebagai Hari Remaja Sedunia. Akhirnya pada Desember 1999, Sidang Umum PBB mengeluarkan resolusi yang menetapkan bahwa tanggal 12 Agustus sebagai Hari Remaja dan perayaan pertama dimulai tahun 2000.
Sidang Umum PBB juga merekomendasikan perlu adanya kegiatan pemberian informasi kepada masyarakat sehubungan dengan peringatan Hari Remaja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan Program Aksi bagi Remaja mulai tahun 2000 dan seterusnya.
Tema peringatan Hari Remaja Sedunia 2003 adalah Finding Decent and Productive Works for Young People Everywhere (Mendapatkan Pekerjaan yang Layak dan Produktif untuk Orang Muda di mana saja). Mengapa pekerja remaja yang menjadi tema tahun ini, karena ternyata di dunia ini - menurut PBB - ada sekitar 500 juta anak-anak dan remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memasuki lapangan kerja pada dekade mendatang.
Sementara itu lapangan kerja yang tersedia terbatas sehingga jutaan anak-anak dan remaja tidak dapat memasuki lapangan kerja karena keterbatasan pendidikan dan ketrampilannya. Dan biasanya anak dan remaja perempuan lebih banyak yang tersisihkan atau menjadi korban.
Situasi dan kondisi remaja saat ini mencerminkan situasi dan kondisi bangsa di masa datang . Bagaimana suatu masyarakat berkembang tergantung pada seberapa jauh remaja dilibatkan dalam proses membangun dan mendesain masa depan. Tetapi dalam kenyataannya, banyak negara belum memberikan kesempatan pada remaja untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat .
Problem yang dihadapi remaja tidak hanya saat ini, tetapi juga saat yang akan datang, seperti terbatasnya sumber daya yang tersedia, ketidakadilan sosial, kondisi ekonomi-politik, diskriminasi jender, kehidupan yang tidak aman, tingginya angka pengangguran remaja, konflik dan konfrontasi. Selain masalah SARA, kualitas kesehatan, kelaparan, kekurangan gizi, perubahan peran keluarga dan ketidakmerataan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, dan sebagainya.
Satu generasi tanpa harapan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak akan merupakan suatu beban bagi masyarakat dan negara. Pendidikan dan pekerjaan yang tidak layak pada awal karier seorang remaja akan berdampak buruk pada masa depannya. Remaja yang terasing dari masyarakatnya, frustrasi karena kurangnya kesempatan kerja dan pendidikan, akan mudah jatuh ke dalam tindakan kriminal dan ilegal lainnya.
Di dunia ini banyak ditemui remaja baik laki-laki dan perempuan yang kurang pendidikannya dan tidak mempunyai ketrampilan yang memadai untuk memasuki dunia kerja. Bahkan masih banyak ditemui remaja-remaja yang tidak punya kesempatan sekolah atau mendapatkan pendidikan.
Menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan pendidikan yang layak bagi warga negaranya terutama remaja. Disamping itu juga perlu diperhatikan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi remaja perempuan dan laki-laki.
Sementara itu, pelanggaran terhadap hak anak juga masih banyak terjadi di dunia utamanya yang dialami anak dan remaja di negara berkembang termasuk Indonesia. Misalnya kasus buruh anak, yang dipekerjakan di tempat yang berbahaya bagi keselamatan mereka, dengan upah yang tidak memadai, dengan jam kerja lebih panjang dari seharusnya, serta tanpa jaminan kesehatan dan kesejahteraan.
Kasus lain seperti trafficking, pada kasus ini, anak dijual dan dijadikan pembantu rumah tangga, dilacurkan, dijadikan pengemis, pengedar narkotika atau dieksploitasi di tempat kerja berbahaya seperti jermal, tambang, perkebunan dan sebagainya. Saat ini bahkan dikenal modus baru seperti anak diadopsi secara palsu, direkrut untuk perang, serta kasus-kasus pedophilia.
Hal yang lebih sering dialami anak dan remaja kita dari berbagai kalangan adalah terbatasnya (atau, lebih tepatnya, dibatasinya) akses terhadap informasi yang tepat. Terbatasnya informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bisa berakibat remaja ingin mengambil jalan pintas, yaitu melibatkan diri dalam pelacuran remaja selain karena masalah ekonomi.
Sudah waktunya bagi kita untuk belajar mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri kita. Misalnya, kita harus bisa menuntut bahwa kita mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan maupun pekerjaan yang layak dan tidak diperlakukan sewenang-wenang. Karena negara mempunyai kewajiban untuk menyediakan pendidikan dan pekerjaan yang layak bagi warga negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar